Dorongan dari Mentan Untuk Kalbar Adalah Menjadikan Sarang Walet Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan

Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian Indonesia, memperkuat motivasi Provinsi Kalimantan Barat untuk mengeksploitasi potensi sarang burung walet sebagai salah satu produk ekspor andalan. Dalam rangka memperluas jangkauan perdagangan dan meningkatkan keuntungan ekonomi lokal, Mentan RI berusaha untuk menghidupkan kembali industri sarang walet di wilayah tersebut.



Kami, dengan semangat sebagaimana arahan Presiden, terus mendorong dan mengembangkan potensi keunggulan yang ada agar dapat dijadikan sebagai komoditas ekspor yang bernilai tinggi. Salah satu contoh keunggulan tersebut adalah Sarang Burung Walet yang merupakan salah satu produk unggulan dalam bidang pencucian burung walet. Hal ini diungkapkan saat kami melakukan peninjauan terhadap produksi unit usaha PT Borneo Walet Lestari (BWL) yang berlokasi di Jalan Wansagaf No. 22A, Kota Pontianak, Kalbar pada hari Sabtu. Dengan terus memperhitungkan seluruh aspek di dalamnya, kami berusaha agar keunggulan sarang walet ini dapat menjadi penggerak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.

Berkaitan dengan upaya meningkatkan penjualan Sarang Burung Walet dari Indonesia, ia menyampaikan bahwa timnya akan berupaya menjajaki hubungan kerja sama dengan negara-negara tujuan ekspor tersebut. Tujuannya agar pasar yang dapat dijangkau semakin luas dan memungkinkan peningkatan penjualan produk tersebut.  Sejumlah strategi bisnis yang tepat harus dihasilkan untuk memperluas peluang bagi produk sarang walet dalam meraih kesuksesan dalam pasar global.

Menurutnya, permintaan akan sarang walet semakin meningkat di seluruh dunia. Selain negara China, terdapat enam belas negara lain yang sedang dalam negosiasi kerjasama untuk memperluas pasar. Hal ini menunjukkan bahwa sarang walet merupakan komoditas yang sangat diidamkan di pasar global.

Baca Juga: Parfum Walet Lokal dapat Memikat Walet ke Gedung Walet Anda

Kemudian, ia memotivasi generasi muda untuk aktif terlibat dalam sektor pertanian, termasuk dalam industri sarang walet. Sang ahli menjelaskan bahwa meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, Kementan dan pemerintah daerah terus berupaya mencari solusi bersama untuk mengatasinya. Proses ini dilakukan secara berkelanjutan demi mencapai tujuan yang lebih baik dalam sektor pertanian.

Perlu dicatat bahwa M. Munsif, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, telah mengumumkan bahwa saat ini terdapat empat perusahaan yang sudah menciptakan usaha Pencucian Sarang Walet di Kalbar. Di samping itu, perusahaan-perusahaan tersebut sedang berupaya untuk memperoleh Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV), sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 Jo. UU Nomor 41 tahun 2014 yang berkaitan dengan Peternakan dan Kesehatan Hewan. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan industri sarang burung walet di Kalbar terus meningkat secara positif dan diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat setempat.

Menurutnya, terdapat beberapa perusahaan yang melakukan usaha di bidang pencucian sarang burung walet di Kalimantan Barat, yaitu PT Faicheung Birdnest Industry, PT. Bao Yan Tang, PT Sakura Walet Kalimantan, dan PT Borneo Walet Lestari. Setiap perusahaan tersebut memiliki spesialisasi dan keunggulan masing-masing dalam menjalankan bisnis sarang burung walet. Meskipun demikian, proses  Cuci Sarang Walet harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan teknologi modern agar kualitas sarang dapat terjaga dengan baik. Hal ini menjadi kunci utama dalam mempertahankan dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global.



Diketahui bahwa pada tahun 2021, produksi sarang walet di Kalimantan Barat telah mencapai angka yang mengagumkan sebesar 5.160 kilogram. Tidak hanya itu, PT Faicheung Birdnest Industry berhasil mengekspor sejumlah 252,3 kilogram atau sekitar 4,9 persen dari total produksi ke China. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar internasional dalam bidang produksi sarang walet dan bahkan mampu menarik minat negara-negara lain untuk memasarkan produknya. Dengan adanya pencapaian ini, dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat setempat.

Menurut sumber yang saya dapatkan, ternyata masih ada 3.580 Rumah Walet di Kalimantan Barat yang belum terregistrasi. Informasi ini telah tercatat dengan jelas dan rinci, sehingga nantinya dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai jumlah rumah walet di daerah tersebut.

Kunjungan Menteri Pertanian RI ke PT BWL menemukan bahwa selain mengoperasikan usaha pencucian sarang walet, perusahaan juga telah berhasil menghasilkan produk nutrisi dari remahan dan terian Sarang Burung Walet yang berkualitas. Brand produk tersebut bernama Chun Yanwo dan tersedia dalam kemasan 25 gram hingga 50 gram.

PT BWL telah berdiri selama 2 tahun yang lalu dan saat ini mampu memproduksi sebanyak 240-260 kilogram per bulan. Kehadiran Mentan di tempat produksi mereka sangat disambut baik dan menjadi tantangan bagi bisnis mereka sejauh ini, seperti yang diungkapkan oleh Owner PT BWL, Gulam M.

Baca Juga: Seminar Pengusaha Walet di Berbagai Wilayah di Indonesia

Meskipun kami baru memasarkan produk kami di Indonesia, kami memiliki rencana untuk mengekspor ke luar negeri. Seiring dengan kedatangan Mentan yang sangat merespon positif dan siap untuk mendukung, kami yakin kesempatan untuk mengembangkan pasar ekspor akan semakin terbuka. Kami juga mendapatkan dukungan yang sangat berarti dari Pemprov Kalbar, yang membuat kami semakin optimis untuk melangkah maju.


Comments