Dua Perusahaan Ekspor Sarang Walet Beroperasi Kembali Setelah Sempat Dibekukan
Dua dari lima eksportir sarang burung walet (SBW) akhirnya berhasil kembali melakukan ekspor setelah sempat tertahan pasca pemberitahuan dari Otoritas Kepabeanan Tiongkok (GACC). Walaupun mengalami kendala, eksportir tersebut berhasil memenuhi berbagai persyaratan yang diberikan oleh GACC sehingga dapat melakukan ekspor kembali. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pengelolaan dan penerapan standar kualitas produk Sarang Burung Walet di Indonesia semakin berkembang dan terus meningkatkan kualitas produk untuk pasar internasional. Hal ini memberikan dampak positif terhadap image sarang burung walet Indonesia di mata dunia internasional dan dapat meningkatkan peluang ekspor pada masa yang akan datang.
Sebuah pengumuman telah dikeluarkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, yang berisi tentang hasil evaluasi terkait realisasi impor produk hewan yang membawa penyakit dari Indonesia. Dalam pengumuman tersebut, diungkapkan bahwa negara tersebut telah melebihi kapasitas impor yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan permintaan pasar terhadap produk hewan dari Indonesia, namun juga menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran penyakit yang membahayakan industri pertanian di negara tersebut. Oleh karena itu, langkah pengawasan dan pemeriksaan lebih ketat terhadap produk impor yang masuk ke negara tersebut menjadi sangat penting untuk dilakukan guna menjaga kesehatan dan keamanan industri pertanian di sana.
Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi
Setelah melakukan inspeksi di lima perusahaan, Bambang menemukan bahwa empat perusahaan telah melebihi kapasitas produksi mereka sejak terdaftar di Tiongkok pada tahun 2017 dan melakukan ekspor secara berlebihan. Namun, satu perusahaan lainnya ditemukan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan kandungan nitrit yang melebihi batasan 30 ppm. Fakta ini mengindikasikan bahwa pemerintah harus lebih ketat dalam mengkaji perusahaan yang diberikan izin untuk melakukan ekspor ke Tiongkok dan melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pabrik-pabrik yang beroperasi di dalamnya, untuk memastikan agar tidak ada pelanggaran aturan yang terjadi di masa depan.
Wisnu Wasisa Putra, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, secara teknis menyampaikan bahwa Barantan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha selama pemerintah Tiongkok melangsungkan audit kembali ke lima perusahaan yang terkena pembekuan ekspor secara virtual melalui GACC. Setelah audit, hasilnya menunjukkan bahwa dua perusahaan, PT ACWI dan PT FNS, berhasil mendapatkan persetujuan atas permohonan ekspor kembali pada bulan Oktober 2021. Hal ini menunjukkan bahwa Barantan sangat membantu dalam memastikan kesuksesan ekspor bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
Walau tiga perusahaan belum mampu memenuhi persyaratan uji laboratorium untuk sepenuhnya memasarkan produk mereka ke pasaran China, mereka masih dapat mengikuti bimbingan teknis dari Barantan sementara menunggu tim audit GACC. Adapun, untuk memastikan bahwa produk mereka dapat dipasarkan di pasar Cina, perusahaan-perusahaan tersebut harus melalui proses klarifikasi dan pengumpulan hasil uji laboratorium dengan teliti untuk menjamin kualitas dan keamanan produk. Seluruh hasil uji laboratorium tersebut harus memenuhi standar yang telah ditetapkan, dan proses ini harus dijalankan secara cermat untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi kriteria yang telah ditentukan agar dapat dipasarkan ke luar negeri.
Menurut laporan IQFAST Barantan dari Kementan, ekspor bahan baku pakan ternak asal Indonesia berhasil mencapai 1,1 ton hingga bulan Oktober tahun ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 177,1 ribu ton atau sekitar 17 persen diekspor ke Tiongkok, yang notabene merupakan salah satu pasar utama bagi Sarang Burung Walet RI. Selain itu, SBW RI juga berhasil menembus pasar di 22 negara lainnya, seperti Australia, Amerika Serikat, Vietnam, Inggris, Singapura, dan beberapa negara lainnya. Fenomena ini membuktikan bahwa produk Sarang Burung Walet RI semakin dikenal dan diminati di pasar global, serta meningkatkan kualitas pakan ternak yang dihasilkan di Indonesia.
Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet
Menurut penjelasan dari Bambang, China telah menjadi target pasar ekspor yang sangat diminati oleh banyak pelaku usaha Sarang Burung Walet di Indonesia. Salah satu faktor yang membuatnya begitu menarik adalah karena mereka menawarkan harga jual yang lebih tinggi daripada pasar lain, meskipun dengan persyaratan yang lebih ketat. Faktor ini tentunya membuat para pelaku usaha dengan mudah tertarik dan bersemangat untuk mengembangkan bisnis mereka dengan China menjadi salah satu tujuan pasarnya yang utama. Oleh karena itu, China akan terus menjadi wilayah yang paling dicari dalam menjalankan kegiatan ekspor bagi pelaku usaha di Indonesia.
Tidak hanya fokus pada persyaratan sanitasi dan protokol ekspor SBW ke Tiongkok yang mengharuskan kandungan nitrit tidak melebihi 30 ppm, Barantan juga memerhatikan dan memenuhi kuota yang diberlakukan oleh negara tersebut dengan menerapkan sistem ketertelusuran. Perhatian pada segala aspek tersebut menunjukkan kesungguhan Barantan dalam menjaga kualitas dan keamanan produk SBW yang akan diekspor ke negara mitra dagang utama Indonesia.
Comments
Post a Comment