Faktor Cuaca Budidaya Walet dan Cara Mengatasinya

Menumbuhkan walet tidak hanya bermanfaat untuk air liur yang dihasilkan, tetapi juga memiliki nilai kualitas Sarang Burung Walet yang sangat penting. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan tempat atau gedung yang mempertimbangkan kondisi iklim mikro di dalamnya untuk meniru habitat asli walet, yaitu gua yang lembap dan sejuk. Oleh karena itu, petani walet harus serius memperhatikan suhu dan kelembapan dalam gedung agar iklim mikro dapat terjaga secara efektif.


Ketika faktor eksternal, seperti perubahan cuaca, terjadi, tantangan akan muncul. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kondisi gedung, tetapi juga aktivitas burung walet. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan ini agar kegiatan produksi sarang burung walet dapat berjalan dengan lancar.

Selama musim kemarau, kita dapat melihat koloni burung walet kembali ke Sarang Burung Walet mereka bahkan pada petang dan malam hari. Namun, kesempatan bagi burung walet untuk beradaptasi dengan gedung baru sangatlah terbatas. Hal ini disebabkan oleh perubahan suhu dan kelembapan pada gedung yang membuat burung walet sulit beradaptasi dengan cepat. Selain itu, suhu yang semakin meningkat juga membuat kelembapan Gedung Walet cepat menguap, sehingga memperburuk kondisi burung walet dalam adaptasi dengan lingkungan baru.

Di saat hujan turun dengan lebatnya, serangga-serangga kecil bermunculan dengan jumlah yang melimpah. Kondisi ini menjadi kesempatan bagi burung walet untuk bergerak aktif mencari makan di sekitar gedung yang terletak dekat dengan pakan. Dengan demikian, burung walet tidak perlu menghabiskan banyak energi untuk mencari makan sehingga mereka mudah merasa kenyang. Dampak dari populasi serangga yang melimpah serta ketersediaan makanan yang cukup, membuat proses berbiak dari burung walet akan terstimulasi secara maksimal.

Meskipun begitu, terkadang angin kencang dan hujan deras bisa menjadi faktor yang membuat jauhnya perjalanan tubuh walet kecil ketika diterbangkan ke lokasi yang jauh. Dalam situasi seperti ini, burung walet bisa saja tersesat dan tidak bisa kembali ke rumah asalnya yang jauh dari tempat ia terbangkan oleh cuaca tak menentu.

"Pak Arief, bagaimana kita bisa mengatasi situasi ini? Meskipun faktor cuaca tidak dapat kita kontrol, namun masih ada langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi dampaknya.".

Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi

Di saat musim kemarau yang panas, suhu dan kelembapan menjadi perhatian utama. Untuk menciptakan kondisi yang lebih lembab, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat kolam air di lantai dasar atau di tiap-tiap lantai. Semakin besar kolam yang dibuat, maka semakin merata pula kelembapan ruangan. Dengan adanya kolam air tersebut, udara di dalam gedung akan terasa lebih lembab karena udara tersebut mengandung banyak air. Jika ingin kelembapan lebih tinggi lagi, bisa dipasang mesin kabut di tengah kolam agar kelembapan bisa menyebar secara efektif. Selain itu, bisa juga dikombinasikan dengan penggunaan kipas angin agar udara bisa lebih tercirculasi dengan baik.

Ketika merencanakan penempatan kolam air di dalam ruangan, sering kali muncul pertanyaan mengenai letak yang paling ideal. Apakah sebaiknya diletakkan di tengah ruangan atau lebih baik di sebelah dinding? Hal ini tergantung pada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan secara matang. Pertama, kita perlu memperhatikan ukuran ruangan dan bentuk kolam yang akan dibangun. Selain itu, gaya dekorasi dan fungsi kolam juga perlu diperhatikan. Tanpa lupa, faktor kenyamanan, keselamatan, dan kemudahan akses juga tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, menentukan posisi yang tepat untuk kolam air tidaklah mudah dan membutuhkan pertimbangan yang matang.

Dalam sebuah bangunan, semakin luas permukaan air maka semakin mudah juga tercapainya kelembapan di dalam ruangan. Jika bangunan memiliki ukuran yang kecil atau sempit, maka cocok untuk membuat bak air di pinggiran dinding sebagai penyerap kelembapan. Namun, jika Gedung Walet memiliki ukuran yang lebih besar dan luas, maka lebih efektif membuat kolam air yang ditempatkan di tengah ruangan. Kolam tersebut dapat dibuat secara non-permanen menggunakan papan dan terpal tebal, serta menggunakan triplek pada bagian alasnya agar terpal tidak mudah bocor. Dengan cara ini, kelembapan udara di dalam ruangan dapat terjaga dengan baik.

Dengan adanya kolam air tersebut, Gedung Walet yang berukuran kecil dan biasanya mudah terpengaruh oleh cuaca saat musim kemarau, kini akan tetap memiliki suhu yang sejuk serta kelembapan yang dianggap ideal. Selain itu, kolam air tersebut dapat berfungsi sebagai media untuk mempertahankan kelembapan udara di sekitar gedung walet sehingga burung walet dapat terus merasa nyaman dalam bersarang di dalam gedung. Hal ini tentunya sangat membantu dalam meningkatkan produksi sarang walet secara optimal.



Musim kemarau yang panjang dan kering pada umumnya akan mempengaruhi kehidupan walet. Kondisi tersebut tak hanya membuat walet terbang lebih jauh dari Sarang Burung Walet, tetapi juga mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk kembali pulang. Hal ini disebabkan oleh jumlah serangga yang sangat sedikit, sehingga burung walet harus mencari makanan di tempat yang jauh dari sarangnya dan dapat mencapai puluhan kilometer. Oleh karena itu, musim kemarau dapat menjadi tantangan bagi kehidupan walet yang bergantung pada serangga sebagai sumber makanannya.

Terlebih lagi di musim kemarau yang disertai dengan kebakaran seperti yang terjadi beberapa tahun lalu di Kalimantan dan Sumatera, asap kebakaran menjadi masalah serius bagi petani walet. Agen dari Duniawalet di Tarakan yang bernama Bang Masrifuddin memberitakan bahwa kabut asap tebal telah menyelimuti gedungnya yang terletak di Nunukan, Kalimantan Utara. Meskipun demikian, ia tidak menyerah dan memutuskan untuk memasang lampu sorot di gedungnya untuk memandu walet pulang, khususnya di sore hari. Tindakan ini diharapkan bisa membantu walet pulang dan mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kabut asap.

Saya memasang lampu terang yang memantulkan cahaya yang menyorot wajah si Gedung Walet untuk memberikan bantuan pada para burung walet yang mencarinya dari kejauhan. Dengan adanya lampu tersebut, para burung walet dapat dengan mudah mengenali gedung tersebut dan mencegah ribuan koloni walet dari kesalahan arah pulang ke rumah mereka. Itu sebabnya saya memutuskan untuk membantu para burung walet dengan memasang lampu terang tersebut.

Dalam musim hujan, keberadaan lampu sorot yang menyoroti gedung sangat membantu walet melihat Lubang Masuk Burung (LMB) di antara cuaca yang sering mendung atau hujan. Jarak pandang walet menjadi terhalang karena hujan deras, namun dengan adanya lampu sorot yang menerangi LMB, burung walet dapat dengan mudah mengenali Gedung Walet dari jauh. Selain itu, dinding sekitar LMB yang terang di malam hari juga menjadi tanda identitas bagi rumah walet. Hal ini sangat menguntungkan bagi perkembangan populasi burung walet, terutama bagi anakan walet yang kembali ke gedung asal. Bahkan beberapa ekor burung walet yang terlambat pulang sampai pukul 9 malam, tetap mudah masuk LMB karena keadaan terang. Sebaliknya, RBW lain yang tidak memasang lampu sorot akan terlihat gelap dan sulit dikenali oleh burung walet. Jadi, penerangan adalah faktor penting dalam mempertahankan populasi burung walet di suatu daerah.

Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet

Kesimpulannya, bagi para petani walet, faktor eksternal perlu diperhatikan dengan serius. Walet adalah burung liar yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Jika pemilik gedung kurang teliti, maka hal tersebut tak hanya akan berdampak pada kualitas sarang dan produktivitas, tetapi juga bisa memicu migrasi walet muda ke gedung lain yang menawarkan kondisi suhu dan kelembapan yang lebih baik. Oleh karena itu, para petani perlu menyadari bahwa satu demi satu walet akan bermigrasi ke gedung lain yang lebih nyaman dan memberikan kenyamanan yang lebih baik untuk mereka.

Comments