Hematlah Budidaya Walet untuk Masyarakat yang Berada di Bawah

Terbantahkan telah pandangan bahwa budi daya sarang burung walet hanya bisa dijalankan oleh para pemodal kaya dengan modal besar. Kini, budi daya sarang burung walet bisa dilakukan secara lebih terjangkau dan tidak lagi terbatas pada segelintir kalangan kaya saja.

Seorang praktisi budi daya burung walet yang berasal dari Pontianak telah berhasil membuktikan bahwa budi daya sarang burung walet tidak selalu memerlukan modal besar. Dengan modal yang hemat dan dijalankan oleh masyarakat bawah, praktisi ini telah sukses meraih keuntungan yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa budi daya burung walet dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa perlu khawatir dengan besarnya modal yang harus dikeluarkan. Praktisi ini telah memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk mengembangkan budi daya burung walet secara mandiri dan ekonomis.


Nasir Salekat, seorang praktisi budi daya walet yang juga berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, memiliki latar belakang kelahiran di Musi Rawas, Sumatera Selatan. Berbeda dengan klaim-kalaim palsu seputar pengalaman, Nasir sangat berkomitmen untuk membuktikan kualitasnya dengan melakukan uji penelitian. Ia memperlihatkan bahwa dirinya bukanlah sekadar praktisi yang secara asal-asalan memanfaatkan pengalamannya semata.

Sebelum terjun ke dalam bisnis budi daya air liur walet, ia pernah menyelesaikan tesisnya untuk meraih gelar Magister Manajemen di Universitas Tanjungpura Pontianak. Topik yang dipilihnya adalah tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rumah walet serta dampaknya terhadap pendapatan asli daerah. Dengan latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang dimilikinya, ia siap untuk menggunakan pengalaman dan ilmu yang dimilikinya dalam menjalankan bisnisnya.

"Saat ini, cita-cita saya yang paling kukuh adalah mengembangkan Budidaya Sarang Walet dan menyebarkannya sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan di kalangan masyarakat yang kurang mampu. Saya berharap agar masyarakat yang kurang mampu juga dapat berinvestasi dalam walet ini untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Setelah melakukan penelitian dan mempelajari tentang walet, saya merasa yakin bahwa walet dapat menjadi sektor bisnis yang menguntungkan dan membantu mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat bawah. Dengan begitu, saya mempunyai tujuan yang jelas untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkenalkan potensi bisnis yang menjanjikan." ujar Nasir dalam wawancara dengan ANTARA setelah memperlihatkan rumah waletnya yang juga berfungsi sebagai laboratorium riset.

Dalam mewujudkan impian yang ia miliki, seorang pria yang lahir 44 tahun silam telah mulai menerapkannya pada beberapa lokasi di Indonesia yang pernah ia kunjungi. Seperti di Musi Rawas dan Palembang (Sumsel), Sukamara dan Palangkaraya (Kalteng), Banyuwangi dan Surabaya (Jatim), serta di Kalimantan Barat sendiri, yaitu di kota Pontianak, Sambas dan Rasau Jaya. Dengan begitu, ia menunjukkan kesungguhan dan semangat dalam meraih tujuannya.

Di wilayah tersebut, penerapan sistem bagi hasil dijalankan untuk memastikan partisipasi masyarakat bawah. Pasalnya, meskipun hanya menyediakan rumah atau ruangan untuk direnovasi atau diubah menjadi Tempat Tinggal Burung Walet, kontribusi mereka sangat penting. Sementara itu, dana yang dibutuhkan dapat bersumber dari mereka sendiri atau pihak investor lainnya. Dengan demikian, komunitas lokal dapat merasakan manfaat ekonomi yang besar dari bisnis burung walet secara adil dan berkelanjutan.

Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi

Seorang pria yang penuh semangat telah mengungkapkan bahwa program Budidaya Sarang Walet saat ini tengah diterapkan di Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya untuk mengatasi kemiskinan di daerah tersebut. Program ini telah direalisasikan di satu rumah walet milik warga setempat dan masih dalam tahap perancangan desain untuk dua rumah walet lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengembangkan sektor pertanian yang berkelanjutan dapat menjadi pilihan strategis dalam mengurangi angka kemiskinan.

Menurut Nasir, jika ada kongsi investasi walet yang melibatkan tiga orang, maka pembagian hasilnya akan menjadi 30 persen bagi setiap orangnya. Sebagai bentuk amal dan berbagi, masih ada 10 persen yang akan disisihkan untuk infak. Namun, yang menarik adalah Nasir ingin memperkenalkan kebiasaan infak ini ke dalam budi daya walet tersebut, sehingga selain mendapatkan keuntungan finansial, juga memberikan dampak sosial yang positif.

Dalam rangka memberikan program budi daya walet untuk masyarakat yang ekonominya lemah, ia menyadari bahwa tugas tersebut tidak bisa dilakukan seorang diri. Sebagai ganti, ia merasa sangat menghargai jika beberapa pemerintah daerah mengundangnya ke lokakarya walet, sehingga distribusi ilmu budi daya menjadi lebih mudah dan terdapat dukungan dari pemerintah daerah.

Program ini mendapat sambutan yang menggembirakan dari beberapa kepala daerah dan pejabat di berbagai wilayah. Mereka bahkan mengundang saya untuk mengadakan workshop mengenai budi daya walet. Pada kegiatan tersebut, saya berkesempatan mengunjungi Pemkab Katingan (Kalteng) yang dihadiri oleh sekitar 200 warga setempat. Tak hanya itu, PT Pupuk Kaltim Bontang juga memberikan kesempatan bagi program ini untuk disampaikan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya Budidaya Sarang Walet semakin tinggi di kalangan pejabat dan masyarakat.

Tanpa terkecuali, ia berharap agar rumah-rumah ibadah seperti masjid dan gereja dapat memanfaatkan sumber daya alami yang ada, yaitu budi daya walet, sebagai salah satu sumber pendanaan operasional.

"Rumah ibadah yang indah ini telah dilengkapi dengan menara yang megah sebagai pemandangan yang luar biasa. Di kamar tertinggi menara tersebut, dijadikan sebagai tempat tinggal walet yang eksklusif," tuturnya dengan senyum lepas.



Terungkaplah dari pengakuan seseorang bahwa telah terdapat masjid-masjid yang mengalami transformasi menjadi tempat perindukan burung walet. Tak hanya itu, bangunan-bangunan ini pun dirancang khusus agar sesuai dengan kebutuhan burung walet. Akibatnya, pendapatan dari hasil penjualan Sarang Burung Walet menjadi sumber utama untuk menggelar operasional masjid tersebut.

Nasir adalah sosok yang sangat dermawan dalam berbagi pengetahuan dan praktik budi daya walet kepada masyarakat. Baginya, pengetahuan tersebut memiliki kegunaan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat dan juga memiliki prospek ekonomi serta pasar yang masih sangat besar. Oleh karena itu, Nasir selalu siap memberikan informasi dan pengalaman yang berguna bagi siapa saja yang ingin mempelajari budi daya walet.

Berdasarkan data dari Asperuwa Pontianak, Kalbar, diketahui bahwa dalam kurun waktu sebulan, mereka berhasil menjual sekitar 700 kilogram liur walet ke luar negeri, terutama negara China. Harga jual liur walet tersebut berkisar antara Rp10 juta hingga Rp18 juta per kilogram, tergantung pada grade atau tingkat kualitas yang dimiliki. Asperuwa Pontianak telah sukses dalam mengelola rumah walet tersebut, dan sukses dalam menjual hasil tangkapan mereka ke negara-negara lain. Hal ini tentunya memberikan manfaat besar untuk perekonomian Indonesia.

Sekarang ini, Indonesia memiliki populasi walet yang besar dan hampir seluruh wilayah pesisir di Indonesia dapat dijadikan tempat berkembang bagi walet. Meski saat ini, pembudidayaan Sarang Burung Walet masih terbatas dan belum sepenuhnya dilakukan secara alami. Namun, hal ini masih dapat berkembang dengan baik di masa depan. Selain Indonesia, walet juga banyak hidup dan berkembang di wilayah Hainan China Selatan, pesisir Vietnam, Kepulauan Andaman dan Nikobar, Malaysia, dan Thailand Selatan. Untuk melakukan budidaya walet, harus dilakukan secara hemat agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan ekonomis.

Terkait dengan pembuatan rumah walet, Nasir - yang juga menjabat sebagai Ketua Litbang Asosiasi Pengelola Rumah Walet (Asperuwa) Pontianak - mengemukakan informasi menarik. Ia menjelaskan bagaimana seseorang dapat membangun sebuah rumah walet hanya dengan modal sebesar Rp2 juta hingga Rp40 juta. Oleh karena itu, tidak perlu mengeluarkan modal dalam jumlah ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah semata-mata untuk memulai bisnis ini. Sungguh sebuah ide brilian bagi pengusaha yang ingin memulai bisnis di bidang walet dengan modal yang lebih terjangkau dan terukur.

Dengan tanpa diragukan lagi, rumah walet bukanlah hanya terbatas untuk dimiliki oleh para pemodal yang bermodal besar dan kaya raya saja. Namun, hal tersebut juga dapat dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, termasuk yang berasal dari kalangan ekonomi lemah. Hal ini dipastikan oleh Nasir, yang dengan tegas meyakinkan bahwa memelihara Rumah Walet adalah sesuatu yang dapat dijalankan tanpa terkecuali oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai seorang peneliti yang handal, ia telah berhasil mencapai prestasi yang membanggakan dengan menerbitkan dua buku yang tak hanya populer tetapi juga berkontribusi besar bagi industri, yaitu "Membangun Rumah Walet Hemat Biaya" dan "Buku Pintar Budi Daya & Bisnis Walet". Keterampilan penulisannya yang luar biasa telah memikat orang-orang dari berbagai kalangan dan menjadi referensi bagi para Pelaku Usaha Walet. Karya-karyanya mendapat banyak pujian karena kemampuannya dalam menyampaikan informasi yang jelas dan memadai, memudahkan para pembaca untuk memahami dan mengaplikasikan ilmu yang dipelajari secara praktis. Penghargaan yang diperolehnya adalah hasil dari upayanya dalam turut serta berkontribusi dalam pengembangan industri yang selalu bergerak maju.

Nasir telah menjelaskan dalam buku pertamanya yang telah mencapai cetakan keempat dalam waktu setahun, bahwa dalam membangun Rumah Walet, Anda tidak perlu membangun bangunan baru. Selain itu, siapa saja dapat memanfaatkan bangunan yang telah ada, seperti kamar, garasi, gudang, dan pondok di lahan pertanian atau kebun. Hal ini menunjukkan bahwa membangun rumah walet tidak selalu harus mahal dan sulit, melainkan dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan hemat. Dengan begitu, Anda bisa lebih bijak dalam menggunakan sumber daya yang ada dan menghasilkan penghasilan tambahan melalui bisnis rumah walet yang sukses.

Dikatakan bahwa dengan cara tersebut, maka keuntungan dalam menghemat biaya konstruksi dapat mencapai angka sebesar 70 persen jika dibandingkan dengan membangun sebuah bangunan baru dengan ukuran yang sama.

Jika Anda ingin membangun sebuah struktur baru, mulailah dengan ukuran kecil, seperti 2x3 meter persegi. Anda dapat memanfaatkan bahan-bahan sekitar atau yang murah untuk membuatnya lebih ekonomis. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan limbah styrofoam untuk bahan peredam panas dan mendesain atapnya dari daun pandan atau sirap. Sedangkan untuk dindingnya, Anda dapat memilih bahan papan atau tembok semen dengan ketebalan tipis sekitar dua centimeter. Dalam hal ini, kreativitas dan kesadaran lingkungan dapat membantu Anda merancang sebuah bangunan yang berkelanjutan dan efisien.

Setelah melalui serangkaian eksperimen, desain yang sederhana ini telah terbukti berhasil. Seorang pria yang memiliki gelar insinyur dan magister manajemen mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu dua tahun, ruangan yang menggunakan desain ini mampu menghasilkan Sarang Burung Walet dengan jumlah sekitar 0,5 kilogram per bulan. Bahkan, beberapa ruangan berhasil meningkatkan produksinya hingga mencapai empat kilogram. Ini merupakan sebuah prestasi yang luar biasa dan membuktikan betapa efektifnya desain ini dalam meningkatkan produksi sarang walet.

Perlu diketahui, demi mengurangi risiko kegagalan dalam membangun rumah walet, disarankan agar tidak membangunnya di perumahan yang sudah menjadi kawasan walet karena bisa terjadi ketidakseimbangan populasi walet. Selain itu, dalam merancang desain Rumah Walet harus memperhatikan tingkat suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang sesuai dengan kebutuhan walet. Pastikan juga lokasi yang dipilih sudah terdapat burung walet, walaupun hanya satu ekor yang sering terlihat.

Menurutnya, dengan adanya CD atau MP3 audio dengan suara walet tiruan, maka peluang untuk dapat mengundang walet masuk ke dalam rumah walet yang telah disediakan akan menjadi lebih tinggi. Suara walet tiruan ini memberikan efek yang sangat menarik bagi walet, sehingga walet akan tertarik untuk mendekati rumah walet yang telah disediakan dan akhirnya masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, CD atau MP3 audio ini sangat penting dalam membantu proses pemikat walet agar masuk ke dalam rumah walet yang telah disediakan.

Namun demikian, tugas dari si pengelola rumah walet tidak hanya terbatas pada pemasangan sarang dan perawatannya saja, tetapi juga harus memperhatikan kebersihan sekitar rumah walet. Karena jika tidak menjaga kebersihan dengan baik, maka banyaknya hama yang ada di sekitar rumah walet bisa membuat burung walet tidak merasa nyaman dan bahkan pergi meninggalkan sarangnya. Adapun hama yang menyerang Rumah Walet antara lain adalah hama tikus, ular, maupun burung hantu. Oleh karena itu, mempertahankan kebersihan dan menjaga lingkungan sekitar menjadi hal yang sangat penting bagi seorang pengelola rumah walet.

Walet diakui sebagai pemangsa serangga yang memakan serangga sebagai makanannya. Kehadirannya di rumah memungkinkan berkurangnya populasi serangga, sehingga rumah dengan walet akan terbebas dari serangga. Dengan begitu, walet juga berperan dalam menjaga kebersihan rumah dari serangga.

Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet

Di tahun 2007, Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak menerima sampel air yang dikirimkan untuk dilakukan penelitian. Dan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kadar ecoli pada air yang berada di sekitar rumah walet jauh lebih rendah dibandingkan dengan air di lingkungan sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan di sekitar tempat hidup walet ternyata relatif lebih bersih dan dapat mendukung kesehatan manusia dalam jangka panjang.

Nasir menegaskan pentingnya menjaga kebersihan rumah walet untuk memastikan kualitas sarang yang dihasilkan. Dengan menjaga kebersihan di sekitar rumah walet, akan meminimalkan bahaya pencemaran dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi kualitas air liur walet yang digunakan untuk membuat sarang. Oleh karena itu, kebersihan dan sanitasi di sekitar rumah walet merupakan faktor yang sangat penting untuk memastikan produksi sarang walet dengan kualitas premium.

Dikatakan olehnya dengan penuh bangga, bahwa semakin putih dan bersih sarang walet yang dihasilkan, maka semakin tinggi kualitasnya dan tentunya harganya pun semakin mahal. Tampak jelas ketika dia memperlihatkan hasil panen sarang walet yang dimilikinya, bahwa kebersihan dan kualitasnya menjadi faktor utama mengapa harga sarang walet dapat meningkat dengan cukup signifikan. (UU.Z004/A011/R009).

Comments

Popular Posts