Imbas Wabah Virus Corona Membuat Harga Walet Anjlok
Sudah banyak pandangan yang berbeda-beda mengenai pembangunan dan perkembangan ekonomi di Indonesia. Ada yang menganggap pembangunan sudah cukup baik, namun masih banyak juga yang mengkritik kurangnya keseimbangan antara pembangunan ekonomi yang pesat dengan pemerataan kesejahteraan yang belum merata ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Beragam masalah juga masih terjadi, seperti korupsi, ketimpangan social, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak untuk bisa mempersoalkan semua hal tersebut. Secara keseluruhan, pembangunan ekonomi di Indonesia masih akan menghadapi banyak tantangan di masa depan, namun dengan usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan bisa mencapai keseimbangan yang lebih baik.
Di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bisnis sarang burung walet terpukul akibat penyebaran Virus Corona baru asal Wuhan, China. Harga Sarang Burung Walet terus merosot karena dampak dari wabah tersebut yang menyebar di beberapa negara.
Sejak kasus penyakit Virus Corona merebak, harga sarang burung walet terus mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh terkendalanya proses ekspor sarang burung walet ke China, di mana banyak penerbangan menuju ke sana yang ditutup. Para eksportir pun merasakan dampak yang cukup besar atas berkurangnya permintaan dari pasar China yang juga terdampak oleh merebaknya penyakit tersebut. Menurut Ardianur, seorang pelaku usaha Sarang Burung Walet di Sampit, Kalimantan Tengah, situasi ini menimbulkan banyak tantangan yang perlu dihadapi.
Ardianur merincikan bahwa sekitar 20 hari yang lalu, harga sarang walet memiliki tiga jenis yakni mangkok seharga Rp13 juta per kg, sudut Rp9 juta per kg, dan patahan Rp8 juta per kg. Namun, dalam dua hari harga tersebut mengalami penurunan. Harga jenis mangkok menjadi Rp10 juta per kg, sudut Rp8 juta per kg, dan patahan Rp7 juta per kg. Bahkan, hingga hari ini Ardianur mengindikasikan bahwa harga kembali menurun dengan harga jenis mangkok sebesar Rp10 juta per kg, sudut Rp7 juta per kg, serta patahan Rp6 juta per kg.
Baca Juga: Parfum Walet Lokal dapat Memikat Walet ke Gedung Walet Anda
Sang pengusaha sangat mengkhawatirkan harganya terus merosot apabila larangan penerbangan dari Indonesia ke China diberlakukan oleh pemerintah. Hal ini akan membuat sulitnya ekspor sarang burung walet semakin terasa. Jika situasi tersebut benar-benar terjadi, para pengusaha akan mempertimbangkan matang-matang dalam membeli sarang burung walet karena pengiriman ke China masih belum lancar. Mereka akan mencari alternatif pengiriman yang dapat menjaga kualitas serta kuantitas Sarang Burung Walet mereka.
Ardianur mengatakan bahwa ia masih tetap membeli Sarang Burung Walet, namun ia merasa tidak berani menyimpan banyak stok karena takut harga sewaktu-waktu akan turun lagi. Kondisi ini akan sangat merugikan bagi dirinya yang masih dalam skala kecil. Oleh karena itu, saat ini ia memilih untuk langsung menjual sarang walet yang ia dapatkan, agar tidak mengalami kerugian di kemudian hari.
Wiyono, seorang pelaku usaha Sarang Burung Walet, menyampaikan pandangannya mengenai turunnya harga sarang walet yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, penurunan harga ini disebabkan oleh merebaknya Virus Corona baru di China. Hal ini berdampak pada sulitnya proses pengiriman dan turunnya permintaan, yang pada akhirnya membuat harga sarang walet semakin turun. Wiyono dan pelaku usaha sarang walet lainnya percaya bahwa situasi ini akan terus berlangsung selama kondisi ekonomi global tidak pulih. Meskipun demikian, mereka tetap berharap bahwa situasi ini akan cepat reda dan harga sarang walet kembali normal.
Perspektif Wiyono menyatakan bahwa terjadi penurunan hampir 50 persen dari harga normal sarang burung walet. Hal ini diduga disebabkan karena jadwal penerbangan menuju China semakin berkurang. Fakta yang menarik ialah bahwa China menjadi konsumen terbesar dari sarang burung walet, sehingga kekurangan permintaan dari negara tersebut sangat berpengaruh pada harga pasar.
Baca Juga: Seminar Pengusaha Walet di Berbagai Wilayah di Indonesia
Wiyono berharap dinas terkait dapat memberikan respons yang cepat dalam menangani penurunan harga sarang burung walet. Sebab, mayoritas masyarakat di wilayah Kotawaringin Timur sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh dari hasil budidaya Sarang Burung Walet tersebut. Oleh karena itu, tindakan yang cepat dan efektif sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Comments
Post a Comment