Joko Widodo Presiden Targetkan Ekspor Sarang Walet Meningkat
Pada hari Kamis tanggal 19 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi telah mengadakan acara peresmian proyek beras porang yang akan dimulai di area Madiun. Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi turut didampingi oleh Menteri Pertanian, yaitu Syahrul Yasin Limpo. Proyek beras porang ini diharapkan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya petani di wilayah Madiun dan sekitarnya. Langkah ini juga menunjukkan komitmen kuat Presiden Jokowi dalam memajukan sektor pertanian Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan industri pertanian yang berkelanjutan. Dengan demikian, acara peresmian ini menjadi langkah awal penting menuju masa depan pertanian yang lebih baik di Indonesia.
Dalam suatu pengumuman resmi, Menteri Pertanian telah menginformasikan bahwa Presiden Jokowi telah memerintahkan dilakukannya inovasi di sektor pertanian selama masa pandemi COVID-19. Singkatnya, pemerintah sedang berupaya membantu memperkuat sektor pertanian agar tetap berjalan dengan efektif meskipun berada dalam situasi yang sulit saat ini. Salah satu contohnya adalah di sektor budidaya porang dan Burung Walet. Berkat kerja keras para petani dan dukungan pemerintah, luasan pertanian porang telah meningkat pesat, dari hanya 19 ribu hektar sebelumnya, menjadi mencapai 49,7 hektar saat ini. Ini memberikan bukti konkret tentang keberhasilan dan kecerdasan sektor pertanian dalam mengoptimalkan potensi wilayah tanaman di tengah kondisi sulit yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.
Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi
Dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini, Pak Presiden berharap terciptanya inovasi baru yang dapat memajukan sektor pertanian. Alhamdulillah, saat ini telah berhasil mengembangkan luas lahan pertanian jenis porang sebesar 49.750 hektar, yang sebelumnya hanya 19 ribu hektar di seluruh Indonesia. Dengan adanya kemajuan di bidang pertanian ini, diharapkan dapat membantu petani Indonesia meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. Syahrul juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang giat mengembangkan komoditas Sarang Burung Walet sebagai langkah tambahan untuk meningkatkan sektor pertanian di Indonesia. Semoga dengan terus melakukan inovasi, sektor pertanian Indonesia dapat terus berkembang dan semakin maju.
Menurut Pin Harris, yang menjabat sebagai Presiden Direktur PT Asia Prima Konjac Madiun, ia sungguh yakin dengan kehadiran Presiden Jokowi. Ia berkomitmen untuk memproduksi beras porang pada awal tahun 2022 dan bercita-cita untuk memproduksi sekitar 5 ton beras porang setiap harinya di wilayah Madiun. Hal ini bertujuan untuk membuat Indonesia lebih mandiri dan memiliki sumber pangan yang lebih bervariasi dan bergizi tinggi. Harris sangat optimis bahwa produksinya akan sukses dan dapat memberikan banyak manfaat untuk masyarakat serta negara. Dengan harapannya yang kuat, ia optimis bahwa Indonesia akan menjadi produsen beras porang terbesar di dunia dan memimpin pasar global suatu saat nanti.
Harris mengatakan bahwa PT. Asia Prima Konjac di Madiun telah mencoba pasar untuk produk beras porang dan berhasil. Harga pasaran untuk beras porang di kawasan Madiun berada di kisaran harga Rp 180 ribu hingga Rp 220 ribu, menandakan bahwa ada potensi pasar yang besar untuk produk tersebut di daerah tersebut. Dalam rangka memenuhi permintaan yang semakin meningkat, perusahaan berencana untuk memperluas jangkauan serta meningkatkan produksi, dengan harapan dapat menjadi pemimpin pasar dalam industri beras porang berkat kualitas produk yang unggul. Dengan hasil sukses ini, PT. Asia Prima Konjac siap bersaing dalam pasar dan mengembangkan produknya lebih jauh.
PT Asia Prima Konjac adalah sebuah perusahaan di Madiun yang sangat peduli dengan pengembangan dan pembelian hasil panen petani porang dari seluruh Indonesia. Bukti nyata dari komitmen mereka adalah selama satu tahun terakhir, pabrik ini sudah berhasil mengumpulkan sekitar 20 ribu ton porang. Namun, mereka tidak berhenti di situ saja karena PT Asia Prima Konjac sangat ambisius dalam meningkatkan produksi dan mengembangkan usahanya. Dalam hal ini, mereka berkerja sama dengan petani porang lainnya untuk berkembang bersama-sama.
Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet
Perusahaan ini memiliki kapasitas yang cukup besar dengan jumlah karyawan sebanyak 150 orang di bagian staf dan produksi. Namun, meskipun kapasitas ini sudah cukup besar, perusahaan hanya bisa menghasilkan 80 ton chip porang dari 300 ton umbi porang yang diterima setiap harinya. Chip porang ini dihasilkan dari proses pengeringan umbi porang dengan menggunakan teknik open tanpa sinar matahari sehingga menghasilkan irisan yang teratur. Meskipun potensi produksinya masih belum sepenuhnya dioptimalkan, namun hal ini membuktikan bahwa perusahaan telah mampu menunjukkan kualitas dalam proses produksi yang dijalankan.
Comments
Post a Comment