Kekayaan Alam Bernilai Ratusan Juta Rupiah
Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang luar biasa. Tidak hanya sumber daya mineral yang diakui di dunia internasional, Indonesia juga memiliki sarang burung walet yang menawan hati. Sarang burung walet menjadi salah satu hartanya yang paling berharga dan memberikan keuntungan ekspor yang sangat besar bagi negara Indonesia. Dengan nilai ekspor yang fantastis, sarang burung tersebut memang menjadi harta karun yang paling istimewa, sesuai dengan kekayaan alam Indonesia yang tiada tara.
Sejak zaman kuno, Sarang Burung Walet yang dibentuk dari air liur burung merupakan sumber makanan yang diketahui mengandung nutrisi yang luar biasa kaya. Kini, ketika pandemi COVID-19 melanda, banyak masyarakat yang aktif mencari sarang burung walet untuk digunakan sebagai suplemen penambah stamina dan menjaga kesehatan mereka. Demi mengatasi kebutuhan tersebut, permintaan terhadap sarang burung walet meningkat pesat.
Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet
Sarang Burung Walet telah menjadi pilihan makanan kelas atas yang sangat digemari di negara China. Selain menjadi makanan yang kaya nutrisi yang sudah terbukti, sarang burung walet juga memiliki tekstur yang kenyal namun lembut. Dari sarang burung walet ini, kita dapat membuat berbagai macam olahan makanan, seperti penggunaannya sebagai bahan campuran dalam dessert atau sup dengan tambahan bumbu rempah dan kaldu yang transparan dan lezat. Hal inilah yang membuat sarang burung walet menjadi sangat populer di kalangan penikmat kuliner di seluruh dunia.
Sangat mengagumkan, bila kita mengarahkan pikiran pada seberat 110 ton barang yang memiliki nilai 1 kg senilai Rp 25 juta dan mengalami perjalanan melintasi beberapa negara seperti Hong Kong, Vietnam, Malaysia, hingga berakhir di RRT. Dalam hitungan matematis, nilai barang tersebut bisa terbentuk dari perkalian 2.000 ton dengan nilai 1 kg senilai Rp 25 juta yang kemudian bisa mencapai nilai Rp 500 triliun, bahkan setara dengan US$3,5 miliar! Ungkapan fenomenal tersebut dinyatakan oleh M. Lutfilagi, seorang tokoh yang pastinya membuat banyak orang terkagum-kagum.
Sarang Burung Walet telah diakui sejak zaman dahulu sebagai sumber nutrisi yang sangat berguna bagi kesehatan manusia. Berbentuk mangkuk, sarang burung walet mengandung protein yang sangat tinggi dan menjadi kekayaan alam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti ginseng dari Korea Selatan atau jamur shitake dari Jepang. Laporan resmi dari Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa pengungkapan potensi sarang burung walet ini sangat penting untuk terus diperhatikan. Oleh karena itu, kita harus terus memperhatikan dan memanfaatkan manfaat dari sarang burung walet sebagai sumber nutrisi untuk kesehatan manusia.
Sarang Burung Walet adalah makanan yang sudah sangat melegenda di dunia kuliner, dengan julukan kaviar dari Timur. Diakui oleh banyak orang karena rasanya yang sangat lezat, harga yang mahal menjadikan sarang burung walet sebagai salah satu makanan yang sangat eksklusif. Terutama di negara Hong Kong yang banyak mengimpor sarang burung walet, semangkuk sup sarang burung walet bisa dihargai lebih dari US$100 per porsi. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika sarang burung walet sangat diminati dan mengesankan bagi para pecinta kuliner di seluruh dunia.
Berdasarkan perhitungan, diperkirakan bahwa satu nilai US$1 sama dengan Rp14.080, menggunakan kurs referensi Bank Indonesia pada tanggal 18 Januari 2020. Maka, bisa disimpulkan bahwa harga satu porsi sup sekitar Rp1.408.000. Namun, ketika disajikan dalam mangkuk, harga tersebut akan menjadi harga per mangkuk untuk menikmati hidangan yang lezat ini.
Sarang Burung Walet merupakan salah satu komoditas yang sangat bernilai di pasaran internasional. Jika dijual dalam bentuk bahan mentah yang belum diproses, harganya bisa mencapai US$10.000/kg atau setara dengan Rp140.800.000/kg. Indonesia menjadi negara produsen sarang burung walet terbesar di dunia dengan pangsa pasar sebesar 38,57%. Sementara itu, negara-negara lain yang mengikuti setelah Indonesia adalah Singapura dengan pangsa pasar 28%, China dengan pangsa pasar 9,15%, Hong Kong dengan pangsa pasar 4,69%, dan Malaysia dengan pangsa pasar 4,64%. Fakta ini disampaikan oleh Kementerian Perdagangan yang menunjukkan betapa besarnya potensi ekonomi yang terkandung di dalam industri sarang burung walet di Indonesia.
Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi
Berita dari Kementerian Perdagangan mencatat bahwa perdagangan sarang burung walet adalah salah satu pilar ekonomi nasional yang sangat penting. Bahkan, nilai ekonominya mampu mencapai 0,5% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) di negara kita. Faktor ini menegaskan kontribusi besar yang telah diberikan oleh perdagangan sarang burung walet terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk memantau dan mengembangkan bisnis perdagangan sarang burung walet dengan cermat guna memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat dan negara kita.
Comments
Post a Comment