Kunjungan Perwakilan Pengusaha Sarang Walet ke KSP Membahas Aduan Mengenai Hambatan Ekspor ke China
Sejumlah perwakilan pengusaha lokal yang bergerak di bidang ekspor sarang burung walet mengadukan masalah yang mereka hadapi di China saat mengekspor produk mereka. Masalah ini kemudian disampaikan ke Kantor Staf Presiden Indonesia yang berlokasi di Gedung Bina Graha, Jakarta, pada hari Kamis. Para pengusaha ini merasa terhambat dalam proses ekspor ke China dan meminta solusi agar bisnis mereka dapat berjalan lancar.
Para perwakilan pengusaha sarang burung walet dari Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa Timur, dan Jabodetabek telah mengadukan permasalahan ekspor Sarang Burung Walet yang masih mengalami kendala akibat regulasi dan kebijakan internal maupun eksternal di China. Keluhannya ditujukan kepada Kepala Staf Kepresidenan RI, Bapak Moeldoko, dalam upaya mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan ekspor produk tersebut. Meskipun permintaan pasar yang tinggi, namun masalah regulasi dan kebijakan eksternal yang rumit di China menjadi hambatan utama yang harus diatasi demi keberhasilan ekspor sarang burung walet ke negara tersebut.
Seluruh ketentuan yang harus dipenuhi dalam proses audit dimulai dari awal hingga akhir harus dilakukan oleh pihak auditor. Selain itu, pihak auditor juga yang bertanggung jawab menetapkan batas kuota yang diperbolehkan. Sayangnya, perwakilan Eksportir Sarang Walet asal Jawa Timur, Lusiyanto Handoko, mengungkapkan bahwa ia telah mengajukan permintaan tambahan kuota sejak tiga tahun yang lalu namun hingga saat ini permohonannya belum juga mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini diungkapkan melalui siaran pers yang diterima oleh KSP di Jakarta.
Dapat kita ketahui bahwasanya, China berada di puncak sebagai konsumen terbesar sarang burung walet di seluruh dunia. Etos konsumsi sarang burung walet di China menjadi sangat tinggi, sehingga menyebabkan permintaan akan sarang burung walet Indonesia sebagai salah satu asal penghasil utama, meningkat pesat. Tercatat, pada tahun 2020 ekspor sarang burung walet Indonesia yang ditujukan kepada China mengalami peningkatan mencapai sebesar 413,6 juta dolar AS. Hal ini membuktikan tingginya potensi pasar Sarang Burung Walet di China dan peluang besar bagi para pengusaha sarang burung walet Indonesia.
Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi
Di bulan April tahun 2021, berita gembira datang dari Indonesia ketika pemerintah mengumumkan bahwa China akan melakukan impor sarang burung walet dari Indonesia sebesar 1,13 miliar dolar AS atau setara dengan Rp16 triliun. Hal ini merupakan kabar baik untuk ekonomi Indonesia karena impor yang begitu besar dapat berdampak positif bagi negara. Selain itu, impor Sarang Burung Walet ini menunjukkan kualitas yang dimiliki oleh Indonesia dalam menghasilkan produk-produk alam yang berkualitas tinggi dan memperlihatkan pentingnya kerja sama antara kedua negara. Selamat untuk Indonesia dan China atas kesepakatan yang menguntungkan ini!.
Lusiyanto Handoko mencatat bahwa ada 23 perusahaan yang menjadi pemain besar dalam ekspor sarang burung walet, dimana perusahaan-perusahaan tersebut sudah terdaftar resmi di General Administration Customs of China (GACC). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran dari perusahaan-perusahaan ini dalam industri ekspor sarang burung walet.
Meskipun sudah mendaftar sejak tahun 2018 dan telah diaudit oleh GACC, terdapat 20 perusahaan lain yang hingga saat ini masih belum mendapatkan legalitas resmi sebagai eksportir terdaftar. Kondisi ini patut mendapat perhatian dan penanganan yang serius agar tidak merugikan pihak-pihak terkait dalam proses ekspor.
Menurut Handoko, peran KSP sangatlah penting dalam memfasilitasi proses negosiasi dengan pihak GACC. Hal ini diperlukan agar para pelaku ekspor sarang burung walet dapat memperoleh sertifikasi sebagai Eksportir Sarang Walet terdaftar di Negeri Tirai Bambu. Dengan begitu, mereka dapat lebih mudah melakukan ekspor dan menjalankan bisnis secara legal dan sah di pasar internasional. Oleh karena itu, peran KSP dalam membantu menyelesaikan masalah ini tidak dapat dianggap sepele.
Seiring sulitnya perekonomian yang terus dihadapi akibat pandemi COVID-19, pemerintah kini dihadapkan pada tantangan besar untuk memulihkan sektor ekonomi nasional yang terpukul. Dalam kaitannya dengan hal ini, Kementerian Sekretariat Negara (KSP) diharapkan dapat menciptakan terobosan kunci yang signifikan bagi pengembangan ekspor. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan hambatan ekspor yang selama ini menghambat peningkatan potensi devisa yang besar dari ekspor sarang burung walet. Dengan begitu, Harapannya adalah potensi sektor ekonomi dapat meningkat secara signifikan dan membawa dampak positif bagi pemulihan perekonomian nasional.
Sambil menghembuskan nafas lega, Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko, menyatakan dengan tegas bahwa kasus ekspor sarang burung walet ke China telah berhasil menarik perhatian penuh dari Presiden Joko Widodo yang sangat memperhatikan hal tersebut.
"Sudah terasa prestasi Presiden dalam Rapat Terbatas 4 Mei 2021, beliau telah memberikan arahan yang tegas kepada Kementerian terkait untuk menyelesaikan hambatan ekspor Sarang Burung Walet ke China secara cepat dan efektif," ujar Moeldoko dengan penuh keyakinan.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko telah mengumumkan bahwa KSP telah melakukan koordinasi antarsektoral dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, serta Kedutaan Besar Indonesia di RRC dalam rangka mendukung penyelesaian masalah ekspor Sarang Burung Walet ke China. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia serius dan berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dengan negara lain serta memperjuangkan kepentingan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet
KSP berpendapat bahwa saatnya untuk meningkatkan negosiasi dengan China, mengingat Indonesia menjadi mitra strategis penting bagi China. Sebagai mitra strategis, China seharusnya tidak menghalangi ekspor sarang burung walet yang memiliki potensi besar untuk menambah devisa negara. Oleh karena itu, KSP berharap negosiasi yang lebih kuat dan efektif dapat dilakukan untuk memastikan kepentingan nasional tetap terjaga. Dalam konteks ini, Indonesia dapat memanfaatkan posisi strategisnya sebagai negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia untuk meningkatkan kerja sama dengan China dalam bidang perdagangan.
Comments
Post a Comment