Pemkot Mengimbau Pembangunan Gedung Walet Untuk Jauh Dari Pemukiman
Dinas Pertanian Kota Padang yang diwakili oleh Kepala Dinasnya, Syahrial Kamat, menyatakan bahwa warga harus diingatkan agar tidak membuat atau memelihara sarang burung walet di wilayah permukiman penduduk. Hal ini akan menimbulkan kekhawatiran bagi warga sekitar.
Sarang burung walet seharusnya berada di bangunan yang terpisah dan jauh dari penduduk karena burung walet membutuhkan suasana yang tenang tanpa kebisingan. Apabila terlalu banyak suara bising, burung walet akan enggan untuk singgah di Gedung Walet tersebut. Namun, suasana tenang akan membuat burung walet berkembang biak dengan baik. Kepala Dinas Pertanian Kota Padang mengakui bahwa saat ini banyak pengusaha walet yang memanfaatkan bangunan rumah mereka sendiri sebagai sarang walet karena lahan terbatas, dan akhirnya memanfaatkan lantai dua atau tiga bangunan sebagai sarang. Hal ini sering meresahkan warga sekitar dan memicu keluhan dari mereka. Di lain sisi, Dinas Pertanian Kota Padang akan melakukan pendataan ulang terhadap para pengusaha walet yang ada di kota tersebut.
Baca Juga: Pilih Desain Rumah Walet yang Cocok Dengan Anda
Setelah melakukan pengumpulan data, Dinas Pertanian merenungkan potensi besar yang dimiliki oleh walet sebagai produk ekspor yang sangat menjanjikan dan juga memperhatikan permasalahan yang muncul sehubungan dengan pengembangannya. Lebih lanjut, mereka berencana untuk mengadakan kampanye sosialisasi kepada masyarakat tentang teknik-teknik penentuan lokasi yang ideal untuk membangun tempat Sarang Burung Walet. Bisnis walet merupakan primadona yang dapat ditemukan pada banyak pengusaha yang membangun sarang itu di bangunan rumah mereka terletak di permukiman penduduk. Sebelumnya, data dari Balai Karantina Pertanian Padang yang bertanggung jawab atas sertifikasi nilai jual sarang burung walet dari Sumatera Barat, menunjukkan bahwa penjualan sarang burung walet sepanjang 2020 mencapai Rp300 miliar. Berdasarkan data Iqfast untuk tahun yang sama, terdapat 23,6 ton produk tersebut senilai Rp300 miliar dari Sumatera Barat yang dijual secara domestik di pasar. Kepala Balai Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto, mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara Pengekspor Sarang Walet terbesar di dunia. Tingginya permintaan pasar mendorong Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya.
Sejalan dengan agenda Gerakan Tiga Kali Ekspor yang dirancang oleh Kementerian Pertanian, pejabat tersebut mengungkapkan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi besar untuk menjadi penyuplai utama Sarang Walet Ekspor. Ia menambahkan bahwa data yang tersedia telah menunjukkan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi ekspor yang luar biasa untuk produk ini. Oleh karena itu, tujuan utama dari program ini adalah untuk bekerja sama dengan para pemilik usaha walet lokal untuk mengakses pasar internasional. Selanjutnya, ia juga mendorong pembangunan fasilitas pengolahan sarang burung walet di Sumatera Barat untuk mendukung acara akselerasi ekspor Kementerian Pertanian.
Baca Juga: Ekspor Sarang Walet Sudah Mencapai ke Berbagai Negara
Sejak tiga tahun terakhir, pihaknya telah secara rutin menyampaikan sosialisasi tentang aturan yang berkaitan dengan persyaratan ekspor sarang burung walet. Upaya ini dilakukan secara berkelanjutan dan diintensifkan dengan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait. Segala bentuk koordinasi pun ditingkatkan agar dapat mendorong pelaku usaha walet agar mampu bersaing di arena internasional. Diharapkan, langkah ini dapat membantu meningkatkan daya saing industri sarang burung walet dalam ekspor.
Comments
Post a Comment