Sulsel Memiliki Potensi Untuk Mengekspor Sarang Burung Walet Menurut BBKP Makassar

 Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar, yaitu Lutfie Natsir, menyatakan bahwa potensi hasil peternakan sarang burung walet di Provinsi Sulawesi Selatan jangan disepelekan. Pasalnya, komoditi ini memiliki potensi besar untuk diekspor menuju negara-negara seperti China dan Vietnam pada tahun 2022. Potensi ini tidak bisa diabaikan karena sarang burung walet menjadi bahan utama pembuatan suplemen kesehatan yang diminati oleh banyak masyarakat di negara-negara tersebut. Dengan kata lain, peluang bisnis di sektor ternak sarang burung walet akan terus berkembang seiring dengan peningkatan permintaan pasar.


Lutfie mengungkapkan bahwa potensi sarang walet di Indonesia sangatlah besar dan menjanjikan. Tidak dapat dipungkiri, potensi tersebut memang belum dimanfaatkan dengan baik, terutama dalam hal pengelolaannya yang masih mengandalkan cara tradisional pada saat memanennya. Namun, peluang yang ada di depan mata ini dapat dijadikan sebuah tantangan dan kesempatan bagi para pelaku usaha dalam bidang penangkapan dan Pengolahan Sarang Walet untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengoptimalkan potensi yang telah ada. Hal ini dapat berdampak positif terhadap kemajuan industri sarang walet di negara ini.

Sudah menjadi suatu kenyataan bahwa hingga saat ini terdapat banyak kendala dalam ekspor sarang walet asal Sulawesi Selatan. Salah satu kendala utama yang dirasakan adalah kurangnya rumah produksi atau prosesing yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk langsung mengekspor komoditas tersebut ke negara tujuan. Kondisi ini memaksa para pelaku usaha untuk mengirim Sarang Burung Walet ke Surabaya terlebih dahulu untuk diproses sebelum akhirnya diekspor. Oleh karena itu, peningkatan sarana produksi dan processing yang bisa mendukung ekspor menjadi sangat penting.

Lutfie memberikan contoh bahwa sering kali peternak tidak membersihkan hasil panen burung walet mereka secara menyeluruh sebelum menjualnya, sehingga bulu-bulu burung walet masih menempel dan mempengaruhi harga jualnya. Namun seharusnya, Peternak Walet sebaiknya membersihkan hasil panen tersebut terlebih dahulu dengan baik agar kualitas sarang waletnya semakin baik dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hal ini akan menjadikan produk yang dihasilkan lebih prestisius dan diminati oleh pasaran.

Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi

Bila kita mengamati pola peternak walet yang kian pesat perkembangannya di sejumlah daerah, sebagai pihak terkait, kita akan terus melakukan pendampingan dan upaya peningkatan mutu hasil panen agar kualitasnya semakin baik dan harga jualnya meningkat. Hal ini merupakan upaya optimalisasi potensi bagi para Pebisnis Walet yang sangat menjanjikan di pasaran. Dalam hal ini, kita berupaya untuk terus memberikan dukungan terbaik bagi para peternak walet agar keberlangsungan usaha mereka di bidang ini tetap terjaga dengan baik, serta memberikan dampak positif bagi ekonomi daerah setempat.

Bernilai lebih bagi ekonomi lokal di Makassar apabila kita mengirim ekspor ke negara-negara seperti China dan Vietnam. Meski demikian, mesin pengolah makanan yang digunakan berada di Surabaya sebagaimana yang diutarakan oleh mantan Kepala Inspektorat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Lutfie menjelaskan bahwa proses ekspor bagi komoditi Sarang Burung Walet sangatlah ketat, terutama dalam hal persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan seperti China. Dalam upaya menjaga kualitas dan keamanan produk yang diimpor, negara-negara tersebut memiliki lembaga khusus seperti General Administration of Customs of The People's Republic of China (GACC) yang bertugas secara cermat dan teliti memeriksa setiap barang ekspor yang masuk ke wilayahnya. Oleh karena itu, proses ekspor produk sarang walet perlu dilakukan dengan sangat hati-hati dan mengikuti semua persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan agar produk dapat diterima dengan baik dan tetap mempertahankan kualitasnya saat sampai di tangan konsumen.



Untuk meningkatkan nilai jual ekspor  Sarang Burung Walet, mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pemprov Sulsel mengusulkan adanya pengawalan di daerah-daerah yang memiliki potensi besar, salah satunya di Kabupaten Bone yang merupakan penghasil terbesar sarang walet. Langkah ini diambil untuk mendongkrak peningkatan ekspor sarang walet, sehingga memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Dengan melakukan pengawalan secara terencana dan efektif, diharapkan akan tercipta suatu lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan kualitas produksi dan mempermudah proses ekspor. Hal ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.

"Sementara kami tetap fokus pada tugas utama kami untuk memastikan ketahanan komoditas dari serangan hama, penyakit, atau organisme pengganggu, kami juga memperhatikan secara ketat seluruh titik masuk dan keluar wilayah pengawasan. Hal ini kami lakukan guna memastikan bahwa seluruh komoditas tetap aman dan terjaga dari berbagai potensi bahaya yang mungkin terjadi." ujar kami dengan tekun.

Sri Utami, selaku Koordinator Bidang Karantina Hewan BBKP Makassar, mengungkapkan bahwa tugas utama balai adalah memastikan bahwa  Sarang Burung Walet siap diekspor. Kendati demikian, terlepas dari hal-hal administratif seperti pajak dan lainnya, tanggung jawab atas komoditi ekspor ini sepenuhnya menjadi domain Pemerintah Daerah setempat.

Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet

Sulsel memiliki potensi besar sebagai tempat sarang walet yang masuk dalam urutan keempat di Indonesia. Namun, untuk memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), diperlukan proses pengolahan yang baik dan pembinaan dari instansi terkait. Oleh karena itu, tugas kami sebagai instansi terkait adalah memberikan dukungan administrasi agar produk sarang walet dapat diekspor ke luar negeri. Sri menambahkan bahwa ini menjadi tanggung jawab dari instansi terkait untuk memajukan potensi sarang walet Sulsel.

Comments