Bisnis Rumah Walet Menjadi Ladang Usaha Warga Aruk

Saat Anda melewati PLBN Aruk yang terletak di Kecamatan Sajingan Besar dari Kecamatan Galing, Anda akan menikmati pemandangan kebun karet dan sawit yang tersusun rapi. Seperti yang diketahui, ini adalah sumber penghasilan utama masyarakat di Galing dan Sajingan Besar yang secara langsung berbatasan dengan wilayah Kuching, Sarawak, Malaysia.



Namun, terkadang Anda juga akan melihat pemandangan yang unik, berupa bangunan setinggi 7-9 meter yang dikepung oleh Burung Walet . Ternyata, itu adalah rumah yang direkayasa khusus untuk membuat sarang walet. Salah satu pemilik, Agus Supriadi (28), mengakui bahwa rumah walet adalah salah satu jenis investasi yang digemari oleh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. "Ini sama seperti investasi emas, bank, dan bangunan. Hanya saja, harga sarang walet agak mahal dulu, jadi lebih banyak investasi ke sarang walet, seperti yang dikatakan oleh orang tua saya." ungkapnya kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Apa yang diakui oleh Apen, simpatik dan akrab, adalah bahwa rumah walet miliknya sudah dibangun sejak lama, yaitu sejak tahun 2008 oleh orangtuanya. Pada saat itu, hanya ada 2-3 orang yang menginvestasikan bisnis Rumah Walet, tapi sekarang sudah ada belasan yang tertarik dengan bisnis tersebut. "Pada tahun 2008, istilahnya masih jarang. Hanya ada 2-3 orang di daerah ini yang tertarik. Sekarang, di sini sudah ada belasan orang yang bergabung. Bahkan, ada yang bersanding!" cerita Apen dengan antusias.

Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi

Sebuah informasi menarik diberikan oleh seseorang yang mengungkapkan bahwa sebuah rumah walet dapat menampung hingga 200-300 ekor Burung Walet . Bahkan, ia pernah memiliki pengalaman melihat seseorang memiliki rumah walet yang mampu menampung hingga 10.000 ekor walet! Tentu saja, hal ini sangat mengagumkan dan menunjukkan betapa besar potensi dari bisnis Sarang Burung Walet yang bisa dijalankan. Para pengusaha walet dapat memanfaatkan informasi ini untuk merencanakan dan mengembangkan bisnis walet dengan lebih baik lagi.



Dia mengklaim bahwa dalam waktu satu tahun, dia mampu melakukan panen sarang walet sebanyak tiga kali atau sekali setiap empat bulan. Setiap kali panen, dia bisa menghasilkan sekitar 120-130 Sarang Burung Walet atau sekitar 1-2 kg yang dapat dijual ke pedagang sekitar tempat tinggalnya seharga Rp 10-11 juta. Hal ini menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam memanen sarang walet.

Walet memiliki kebiasaan untuk membentuk sarangnya di atap atau sisi dinding. Agar bisa memanen Sarang Burung Walet tersebut, Apen memakai pisau. Setelah berhasil dikumpulkan, hasilnya langsung dijual ke tengkulak yang ada di sekitar. Meski pandemi melanda, Apen menegaskan bahwa ia belum mengalami penurunan pendapatan. Selain itu, sebagai seorang agen BRILink, Agus merasa bersyukur karena ia mendapat tambahan pemasukan bersih per bulan sebesar Rp 5-6 juta.

Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet

Agus, salah satu dari 16 agen BRILink yang tersebar di Kecamatan Galing dan Kecamatan Sajingan Besar di bawah naungan BRI Unit Galing, merasa bersyukur karena adanya layanan BRILink yang memudahkan banyak transaksi, dari tarik tunai, transfer, hingga pembayaran iuran PLN. Terlebih saat ini, di tengah situasi sulit akibat pandemi, BRI juga berperan penting dalam menyelamatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), mulai dari memberikan restukturisasi kredit, subsidi bunga, hingga menyalurkan bantuan dari pemerintah seperti BPUM dan BSU. Dalam rangka ulang tahun ke-125, BRI dengan tema BRILian hadir di perbatasan untuk memudahkan masyarakat melakukan transaksi perbankan. Terus mengembangkan infrastruktur, ekonomi dan wisata di wilayah terdepan, tapal batas menjadi program yang dijalankan oleh detikcom bersama BRI untuk mengulas perkembangan tersebut, terutama di masa pandemi ini.


Comments

Popular Posts