Jatim Ekspor Sarang Burung Walet ke China Sebanyak 400 Kg

Setelah mengirimkan ekspor Sarang Burung Walet (SBW) asal Provinsi Jawa Timur seberat 494 kilogram senilai Rp 9,9 miliar ke China melalui Terminal Teluk Lamong pada hari Jumat tanggal 12 Maret, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meneruskan kunjungan kerjanya ke sebuah rumah pemrosesan SBW di Surabaya. Di sana, ia berkesempatan untuk melihat secara langsung proses pemrosesan sarang burung walet yang merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang diminati oleh pasar internasional.



Ekspor SBW yang sebelumnya dilepas bersama dengan Menteri Perdagangan, Menteri BUMN dan Gubernur Jawa Timur ini dilakukan bersama 33 komoditas pertanian unggulan Jatim lainnya senilai Rp 140,3 miliar ke 12 negara tujuan sekaligus.

Syahrul menyatakan bahwa produktivitas Sarang Burung Walet yang dihasilkan di Indonesia ternyata mendapatkan perhatian dari seluruh dunia. Oleh karena itu, ia berencana untuk pergi ke China saat pandemi ini berakhir. Ia ingin meningkatkan ekspor sarang burung walet dan menjadikan Indonesia sebagai produsen yang lebih kuat di pasar internasional. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam keterangan tertulis pada hari Sabtu (13/3/2021), setelah melakukan kunjungan langsung ke rumah pemrosesan sarang burung walet kemarin. Dengan rencana ekspansi ini, diharapkan bisa memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian Indonesia.

Menurut Syahrul, komoditas dari subsektor peternakan ini sedang dalam pengawasannya. Tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, namun juga meningkatkan kualitasnya agar dapat ditingkatkan dengan optimal. Subsektor peternakan ini dirawat dan dipantau oleh Direktorat Jenderal Peternakan untuk memastikan bahwa setiap komoditas dapat ditingkatkan secara efektif dan efisien. Selain itu, Badan Karantina Pertanian bertanggung jawab dalam memfasilitasi pengiriman produk-produk ternak yang diekspor ke berbagai negara. Hal ini membuktikan bahwa pengawasan pada subsektor peternakan ini sangat penting untuk menjaga kualitas dan produktivitas yang lebih baik ke depannya.

Menambahkan usaha agribisnis sarang burung walet ini memiliki daya tarik yang sangat tinggi. Selain memerlukan tingkat higienitas yang maksimum, industri ini juga tergolong padat karya karena membutuhkan tenaga dari banyak orang. Keberadaan industri ini sangat baik untuk memajukan perekonomian negara karena mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Sehingga, mengembangkan usaha agribisnis sarang burung walet dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian negara dengan meningkatkan industri yang memerlukan banyak tenaga kerja dan memiliki permintaan yang tinggi.

Baca Juga: Suara Panggil Walet Sebagai Alat Bantu Ternak Sarang Walet

"Pada saat ini, dapat diketahui bahwa di Provinsi Jatim terdapat sebanyak 84 rumah walet yang terdaftar dan sebanyak 9 rumah pemrosesan walet. Berdasarkan data IQFAST Barantan di tahun 2020, tercatat volume ekspor walet sebesar 245,3 ton dengan total nilai mencapai Rp 3,5 triliun yang menggembirakan." ujarnya.

Dari data tersebut, sebanyak 26% dari produk berhasil memasuki pasar China, sementara sisanya berhasil diserap oleh pasar ekspor lainnya seperti Australia, Amerika Serikat, Hong Kong, Kanada, Singapura, Taiwan, Jepang, Malaysia dan Vietnam. Produk yang dikirim ke pasar ekspor tersebut bersaing dengan produk-produk lokal dan impor lainnya, sehingga penting bagi produsen untuk mempertahankan kualitas produk mereka agar tetap diminati oleh konsumen. Meskipun demikian, hal tersebut menunjukkan bahwa produk Indonesia memiliki potensi untuk meraih pasar global dan meningkatkan perekonomian Indonesia di era globalisasi saat ini.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Pertanian (Kementan), terjadi tren peningkatan ekspor bahan pakan ternak (SBW) di Jawa Timur selama periode 1 Januari hingga 10 Maret 2021. Data tersebut menunjukkan bahwa ekspor Sarang Burung Walet Jatim mencapai 51,3 ton dengan nilai mencapai Rp 661,3 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar ekspor SBW di Jawa Timur semakin berkembang dan semakin diminati oleh para pelaku usaha di dalam maupun di luar negeri.

Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama-sama dengan perwakilan negara kita yang berada di China, serta pihak-pihak terkait lainnya, tengah fokus dalam mendorong agar produk Sarang Burung Walet (SBW) tidak lagi memiliki permasalahan di pasar China. Selain tidak adanya kuota yang membatasi, yang terpenting adalah bahwa para pelaku usaha harus mampu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pasar China masih sangat terbuka lebar bagi produk SBW dari Indonesia yang mampu memproduksinya secara berkualitas. Demikian disampaikan oleh Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, mengenai harapan utama dalam mengembangkan pasar ekspor produk SBW Indonesia ke China.

Sementara itu, Direktur PT Surya Aviesta Agra Soeharsa mengapresiasi dukungan yang diberikan, ia menyebutkan sebagai industri dengan model padat karya ini berharap dukungan penuh baik pemerintah pusat dan daerah khususnya pada perijinan hingga akses pasar.



Para pihak berharap pemerintah dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam memberikan pendampingan dan bantuan yang dibutuhkan untuk memudahkan akses ke pasar. Banyak upaya diperlukan agar para pelaku pasar dapat terlibat dan berpartisipasi secara maksimal dalam menghadapi tantangan ekonomi yang tengah dihadapi. Oleh karena itu, kerjasama dan sinergi yang baik antara pemerintah dan pelaku pasar menjadi sangat penting demi mencapai hasil yang optimal.

Menurut Ali Jamil, selaku Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, secara teknis persyaratan untuk ekspor Sarang Burung Walet saat ini cukup mudah. Namun, Ali Jamil menekankan bahwa hanya sarang walet yang telah dibersihkan yang dapat diekspor. Hal ini menjadi penting karena kualitas dan keamanan produk harus terjamin saat di pasaran internasional. Dalam hal ini, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian selalu mengawasi dan memastikan bahwa sarang burung walet yang diekspor memenuhi standar kesehatan dan keamanan yang ditetapkan.

Menurut Jamil, prinsipnya cukup mudah, alasannya adalah penting untuk memastikan bahwa barang tersebut tidak dalam keadaan kotor dan harus melalui proses yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan standar yang diharapkan. Jadi, setiap langkah harus dipikirkan secara cermat dan hati-hati agar hasil akhir yang dihasilkan berkualitas.

Baca Juga: Jasa Cuci Walet Sebelum Siap Konsumsi

Jika kamu bertujuan untuk melakukan ekspor ke pasar China, kamu dapat menghubungi unit pelaksana teknis Karantina Pertanian yang terletak di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pendampingan yang diberikan, eksportir akan memastikan bahwa persyaratan yang sesuai dengan Protokol Karantina Indonesia dengan Otoritas Karantina Tiongkok (GACC) terpenuhi. Jangan ragu untuk menghubungi mereka dan mempersiapkan diri dengan baik untuk ekspormu ke pasar internasional yang potensial.

"Melindungi kekayaan alam yang dimiliki adalah kewajiban kita sebagai manusia. Oleh karena itu, haruslah dijaga dengan baik dan diapresiasi. Salah satu cara untuk mempertahankannya adalah dengan meningkatkan kualitas ekspor komoditas yang berasal dari sumber daya alam tersebut. Namun, tidak hanya itu saja, perlu juga melakukan langkah-langkah dalam menjaga kelestariannya agar tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Demikian disampaikan oleh Jamil yang menyatakan betapa pentingnya peran kita dalam menjaga keberlangsungan alam."


Comments

Popular Posts