Sisi Lain Dari Usaha Budidaya Walet

Dalam setiap usaha yang kita jalankan, persaingan menjadi sebuah hal yang tidak bisa dihindari. Terlebih lagi jika usaha yang kita jalankan berada di bidang yang sama dengan usaha lainnya. Contohnya saja di bidang telekomunikasi, di mana persaingan antar operator seluler begitu ketat, di mana mereka saling berlomba-lomba untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kompetisi dalam dunia bisnis.



Dalam praktik budidaya waletpun, persaingan antar Gedung Walet menjadi suatu hal yang terlihat jelas. Segala upaya dilakukan untuk saling berebut dan berlomba-lomba dalam memperoleh walet. Saat persaingan masih terjaga dalam batas yang wajar, maka hal tersebut masih bisa diterima. Misalnya, persaingan yang berkaitan dengan tinggi dan besar gedung ataupun Kualitas Suara. Dalam kata lain, apabila persaingan masih berkutat pada hal teknis, maka hal itu masih tergolong positif. Namun, jika persaingan kemudian menjadi tidak sehat, sudah diluar batas wajar, dan merugikan salah satu pihak, maka hal tersebut sudahlah negatif dan seharusnya tidak dilakukan. Terkadang, saat seseorang kalah dalam persaingan, ia muncul rasa iri yang kemudian menimbulkan niat jahat dan tindakan yang merusak. Oleh karena itu, seharusnya persaingan dalam budidaya walet juga ditekankan bahwa persaingan yang sehat harus didapati.

Dalam praktek Budidaya Walet, tidak dapat diklaim bahwa burung walet yang telah bersarang dan beranak-pinak di gedung Anda adalah milik Anda secara hakiki. Apakah Anda dapat membuktikan kepemilikan tersebut dengan bukti yang sah? Sebagai binatang liar, walet tidak dapat diakui memiliki pemilik tunggal. Mereka bebas memilih tempat sarang, seperti gua, ruko kosong, bahkan di bawah jembatan. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa meskipun walet berkembang biak di gedung Anda, mereka tetap menjadi milik alam dan tidak dapat dipatenkan sebagai milik pribadi.

Walet dikenal sering memilih tempat yang unik dan tidak terduga untuk berkembang biak. Di Kalianda-Lampung, mereka mendirikan Sarang Walet mereka di kubah sebuah masjid. Di Pulang Pisau-Kalimantan Tengah, mereka memilih gedung milik Pemda sebagai tempat sarang mereka. Bahkan di bawah dermaga di Pelabuhan Kapal Tri Sakti Banjarmasin, mereka juga membangun sarang mereka. Oleh karena itu, jika gedung kita dihuni oleh walet, itu sebenarnya tidak dapat kita klaim sebagai milik kita sendiri, karena walet hanya memanfaatkan gedung sebagai tempat tinggal mereka. Tugas kita hanyalah menyediakan tempat dan menjaga agar walet yang telah bersarang di gedung kita berkembang biak dengan baik dan tidak pindah ke tempat lain. Jika walet memutuskan untuk pergi, maka kita tidak dapat menahannya. Kita hanya dapat berusaha untuk membuat mereka betah dan berkembang biak dengan subur di gedung yang telah kita bangun.

Baca Juga: Seminar Mengenai Perbedaan Sarang Walet Asli dan Palsu

Ketika gedung baru berdiri di samping gedung walet, muncul pertanyaan mengenai burung walet yang masuk ke gedung baru tersebut. Apakah burung-burung tersebut adalah walet yang sebelumnya telah menghuni gedung lama, atau walet dari gedung lain? Membedakan burung-burung tersebut sangat sulit dilakukan karena bulu walet semuanya memiliki warna coklat yang sama. Oleh karena itu, kita tidak dapat dengan pasti mengklaim bahwa burung walet tersebut adalah milik gedung lama. Kecuali jika Burung Walet di gedung lama dicat dengan warna merah atau biru, atau jika semua walet yang menghuni gedung lama dipasangi cincin kecil di kakinya. Namun, hal tersebut tentunya tidak mungkin dilakukan.

Saat Anda membuka mata dan menyaksikan gedung baru yang berada di sebelah Anda diisi oleh sekawanan burung walet, maka upaya yang harus Anda lakukan adalah meningkatkan kualitas CD pemanggil walet. Tujuannya adalah agar walet yang sudah sejak lama menghuni gedung Anda tidak memilih untuk hijrah ke gedung baru tersebut. Bahkan, dengan memiliki kualitas CD pemanggil yang sangat bagus, peluang bagi walet dari gedung-gedung lain untuk memilih bergabung ke lokalitas Anda akan sangat besar. Ini bagaikan persaingan yang sehat dan adil. Persaingan yang melibatkan teknis dan strategi yang matang. Sungguh patut untuk Anda memperkaya ilmu pengetahuan tentang bagaimana menguasai strategi untuk memenangkan persaingan antara gedung walet di daerah sentra walet tersebut. Karena kepastian persaingan antara Gedung Walet sebenarnya sudah menjadi konsekuensi dari masing-masing kawasan lokalitas mereka.

Sifat individu manusia seringkali menimbulkan persaingan yang tidak sehat di antara mereka. Tidak terkecuali dalam industri budidaya walet, beberapa anggota komunitas saya pernah mengalami kasus kriminalitas. Namun, demi menjaga etika dan privasi, saya hanya menyebutkan inisial nama mereka tanpa menyebutkan alamat secara terperinci.



Suatu hari, Pak BD yang tinggal di Tuban-Jawa Timur menerima telepon dari seseorang yang memberitahukan bahwa di halaman gedung waletnya terdapat puluhan bangkai burung walet yang tergeletak. Dalam melakukan kontrol hari itu, Pak BD merasa terkejut ketika menemukan banyak sekali bangkai walet di halaman roving area gedung. Kembali ke halaman gedung waletnya, Pak BD memungut beberapa ekor walet yang sudah mati. Ia memperhatikan satu persatu tubuh burung berbulu coklat tersebut dan menemukan ada luka berlubang pada tubuh walet tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan yang lebih cermat, ternyata ada butir peluru dari senapan angin yang bersarang di tubuh burung kecil tersebut. Beberapa bangkai walet yang lain juga mengalami pecah kepala. Menurut kesimpulan Pak BD, kejadian tersebut mungkin disebabkan karena gedung waletnya mulai ramai dimasuki walet, sehingga salah satu pemilik gedung walet yang tidak jauh dari Gedung Walet miliknya merasa iri atau tidak rela. Hal tersebut bisa disebabkan karena merasa tersaingi atau kalah teknik dalam berkompetisi. Mungkin juga pemilik gedung walet yang kalah bersaing itu merasa sakit hati karena burung walet yang telah bersarang di gedungnya akan berpindah ke gedung milik Pak BD. Oleh karena itu, muncul dugaan kuat bahwa burung walet yang mulai ramai masuk ke gedung pemilik walet yang kalah bersaing itu di tembak dengan senapan angin.

Pemandangan yang berbeda dialami oleh Pak DH dalam mengelola gedung waletnya yang terletak di pusat kota Sampit, Kalimantan Tengah. Gedung walet tersebut berada di samping gedung walet yang sudah sangat produktif. Selain itu, DH tinggal di Jakarta dan harus melakukan kontrol gedung waletnya setiap bulan ke Sampit. Namun, pada suatu hari, DH merasa kaget ketika menemukan dua twiter yang dipasang di bibir lubang masuk yang pecah berantakan. Karena twiter tersebut pecah, Suara Panggil Walet tidak terdengar. Hal ini tentunya membuat DH harus mencari solusi untuk merawat gedung waletnya agar tetap produktif dan terawat dengan baik.

Diceritakan oleh penjaga gedung bahwa dalam tiga hari terakhir, suara panggil mati tidak terdengar lagi dan hanya beberapa ekor walet yang terlihat berputar-putar di sekitar pintu, padahal sebelumnya sangat ramai. DH yang penasaran pun meneliti secara cermat Twitter yang pecah tersebut, namun tak menemukan penyebabnya. Hingga akhirnya DH melihat papan di sekitar Twitter dan menemukan lubang kecil. Tanpa pikir panjang, DH pun mengcongkel papan tersebut dan menemukan butir peluru senapan angin di dalamnya. Dapat disimpulkan bahwa Twitter yang menjadi tempat panggil mati tersebut ditembak oleh seseorang.

Bulan berikutnya, kejadian yang menegangkan terjadi sekali lagi di gedung milik DH. Twiter pecah dihujani peluru, tetapi keberuntungan berada di pihak DH karena semuanya aman dan terkendali. Ada satu orang yang iri dan melihat banyak Burung Walet membanjiri kompleks gedung DH. DH sendiri ternyata tidak tahu siapa orang yang dimaksud. Sudah putus asa, DH pemasang twiter panggil untuk menghindari incaran penembak. Dampak dari tindakan DH ternyata luar biasa efektif karena sekarang gedung tersebut mempunyai ribuan sarang walet dan semuanya berjalan aman tanpa adanya gangguan yang merugikan.

Pak MR memiliki pengalaman yang sangat menyedihkan di Kutoarjo, Jawa Tengah. Gedung walet miliknya yang terletak di sekitar jalan Stasiun seringkali tidak dapat ia kontrol secara rutin karena jarak yang cukup jauh dari rumahnya di Cilacap. Namun, suatu hari, ketika ia mendatangi gedung tersebut, ia sangat kaget melihat banyak sobekan kertas yang berhamburan di dalam gedung. Setelah ditelusuri, ternyata kertas-kertas itu adalah mercon yang gagal meledak! Pak MR merasa geleng-geleng kepala karena ia tidak menyangka akan ada orang yang begitu kejam dan iri hati melihat kesuksesan gedung walet miliknya. Orang tersebut sengaja melemparkan mercon ke dalam gedung walet tersebut melalui lubang masuk burung untuk merusak semua keberhasilan Pak MR. Sungguh sebuah tindakan yang sangat tidak bermoral!

Baca Juga: Parfum Walet yang Ampuh Memikat Burung Walet ke Gedung Anda

Karakteristik seseorang yang selalu mencari tanda-tanda kegagalan orang lain dan merasa tidak senang melihat kesuksesan orang lain bisa menjadi tanda-tanda sifat iri. Mereka berpikir bahwa kesuksesan seharusnya hanya milik diri mereka dan tidak harus diraih oleh orang lain. Seperti halnya walet yang berada di gedung Anda, seharusnya kita tidak merasa bahwa walet tersebut adalah milik kita. Kita harus sadar bahwa burung walet tersebut adalah milik Tuhan dan hanya dititipkan pada kita. Selain itu, harta benda, anak-anak, bahkan raga dan nyawa kita, semuanya adalah titipan Tuhan. Namun, terkadang kita lupa akan hal tersebut dan tidak menyadarinya.



Comments

Popular Posts