Sulawesi Utara Menjadi Penghasil Sarang Walet Kualitas Ekspor

Menurut laporan yang diberikan, komoditas ini masih berada dalam bentuk bahan mentah dengan nilai ekonomi yang mencapai Rp21,7 miliar. Sebagian besar diproduksi di daerah tersebut dan kemudian dikirim ke Jakarta dan Surabaya untuk diproses lebih lanjut dan diekspor ke negara-negara yang menjadi tujuan ekspor. Oleh karena itu, produksi dan distribusi komoditas ini merupakan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal serta bagi Industri Internasional. Menurut pandangan pribadinya, kami menilai bahwa kondisi sarang burung walet yang ada di sana tergolong dalam kategori sehat, baik, dan utuh secara keseluruhan.


Menurut Donni, di wilayah Sulawesi Utara, masih belum ada fasilitas pengolahan yang memadai untuk produk ekspor. Hal ini menyebabkan mayoritas produk harus dikirim ke daerah lain di Jawa yang memiliki fasilitas pengolahan yang memadai agar bisa diekspor dengan layak. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan Fasilitas Pengolahan di Sulut agar produk lokal lebih berkualitas dan memiliki nilai tambah untuk diekspor secara mandiri.

Menurut Bambang, yang menjabat sebagai Kepala Badan Karantina Pertanian, peluang untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian pada tahun 2022 nampak semakin terbuka dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Guna mencapai target Gerakan Ekspor Komoditas Pertanian Tiga Kali Lipat (Gratieks), Bambang menggarisbawahi adanya kebutuhan untuk melakukan terobosan yang memungkinkan akselerasi dalam upaya ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa Badan Karantina Pertanian sedang mengupayakan berbagai inovasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekspor yang semakin tinggi pada sektor pertanian di Indonesia.

Baca Juga: Tujuan Mulia Markas Walet untuk Mensejahterakan Petani Walet Indonesia

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, tercatat bahwa sektor pertanian mengalami kenaikan angka ekspor hingga bulan Februari di tahun 2022 dengan persentase yang mencapai 11,45 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dan semakin memberikan kontribusi besar bagi perekonomian negara.



Berdasarkan data IQFAST Barantan yang pilihan khusus, terlihat bahwa terdapat peningkatan sebesar 20 persen dalam produksi sarang burung walet di daerah tersebut. Kontribusi tersebut membawa hasil secara nasional menjadi sebesar 81,2 ton, yang mana angka ini meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu 67,7 ton. Hal ini menandakan bahwa potensi dalam produksi sarang burung walet di Barantan kian meningkat dan memberikan dampak positif pada pertumbuhan industri di sektor ini.

Sementara itu, adanya tren peningkatan untuk komoditas yang berasal dari subsektor perkebunan, khususnya kelapa bulat dan santan, mencapai angka yang signifikan dengan masing-masing meningkat sebesar 60,9 persen dan 11,9 persen. Hal ini menunjukkan tren yang positif untuk sektor perkebunan, yang dapat menjadi potensi besar dalam pengembangan ekonomi sektor pertanian.

Baca Juga: Dampak Industri Sarang Walet Terhadap Sektor Pertanian Indonesia

Menurutnya, untuk mempercepat ekspor, dibutuhkan strategi yang unik dan lengkap, salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi daerah dan menyebarkan informasi kepada para investor agar mereka tertarik untuk melakukan investasi. Potensi Indonesia dalam hal Sarang Burung Walet (SBW) sendiri sangatlah besar dan patut diperhatikan. Oleh karena itu, upaya untuk memaksimalkan potensi tersebut telah dilakukan dengan cara menggali informasi tentang potensi daerah serta memberikan pengetahuan kepada investor mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi di bidang SBW di Indonesia.

Comments